berapa kali Anda menangis dan tertawa dalam seminggu? TERTAWA DAN MENANGIS adalah ekspresi diri yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Tapi tahukah Anda apa yang terjadi di dalam tubuh kita saat kita menangis dan tertawa. Berikut ini penjelasan ;
Saat Menangis
Menangis sering diasoasikan dengan peristiwa atau kejadian yang menyedihkan. Ketika kita kecil, kita bisa menangis karena kucing peliharaan kita mati. Atau saat ini, kita juga bisa dengan mudah menangis saat menonton drama yang sedih dan menyentuh. Tahukah Anda bahwa air mata itu adalah "racun" yang keluar dari dalam tubuh?
Saat menangis, ada satu jenis hormon bernama hormon adrenokortikotropik yang memiliki peran penting untuk memicu produksi kortisol. Hormon kortisol adalah jenis hormon yang berkaitan erat dengan stres yang kita alami. Ketika kita merasakan emosi yang besar dalam tubuh, maka hormon adrenokortikotropik akan bertambah dan tubuh kita akan semakin mudah merasa tergoncang. Dan, keluarlah air mata itu.
Setelah menangis, kita bisa merasa lebih nyaman atau ringan karena saat menangis, tubuh kita sedang menstabilkan tingkat senyawa kimia dari dalam tubuh dengan langsung mengeluarkan senyawa kimia stres yang berlebihan melalui air mata.
Saat Tertawa
Ada ungkapan yang menyebutkan bahwa tertawa adalah obat terbaik, bahkan bisa jadi penyembuh segala penyakit. Tapi bukan berarti saat tertawa, luka sobek di lutut kita bisa langsung sembuh saat itu juga. Sebenarnya apa sih yang terjadi di dalam tubuh kita saat kita tertawa?
Saat tertawa, tubuh kita akan terpicu untuk memproduksi hormon endorfin. Saat tertawa dan tubuh kita bergerak karena ber-haha dalam waktu beberapa detik, tubuh kita akan langsung terpicu untuk memproduksi hormon endorfin. Endorfin ini adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitary yang terletak di bagian bawah otak kita. Ketika tubuh kita bisa memproduksi endorfin yang cukup, maka kita bisa akan mendapat perasaan nyaman, bahagia, dan berenergi.
Endorfin memiliki segudang manfaat. Beberapa diantaranya adalah bisa mengendalikan rasa sakit atau nyeri yang menetap, bisa mengatur produksi hormon seks dan pertumbuhan, mengendalikan perasaan tertekan atau stres, dan bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita. Bahkan hormon endorfin ini bisa memiliki kemampuan 200 kali lebih besar daripada morfin.