TRADISI BUDAYA TELINGA PANJANG SUKU KALIMANTAN - TERTAWA DAN MENAGIS

Saturday 12 September 2015

TRADISI BUDAYA TELINGA PANJANG SUKU KALIMANTAN

Lain halnya di thailand leher memanjang dengan cincin , tp ini beda keunikan dengan anting anting kebudayaan khas suku dayak kalimantan ini panjang telinga.
Pemerintah Kota Samarinda membangun perkampungan suku Dayak yang dinamakan Kampung Budaya Pampang. Didalam desa ini terdapat 1000 warga yang masih mempertahankan budaya suku Dayak maupun tradisi dan adat. 
tapi berjalan nya waktu budaya ini sudah mulai di tinggalkan oleh generasi-generasi muda yang enggan melestarikannya dan kini budaya ini hanya di lestarikan oleh seorang suku dayak yang telah menua. Ketika mereka yang saat ini masih melestarikan budaya ini telah di panggil oleh yang maha pencipta, maka di pastikan budaya ini akan punah.

Sebenarnya, setiap sub suku dayak memiliki makna tersendiri mengenai telinga panjang ini. Namun secara umum tradisi telinga panjang merupakan salah satu bentuk kecintaan dari masyarakat Dayak terhadap Adat dan budaya serta nilai-nilai kebudayaan suku dayak . Dengan adanya tradisi telinga panjang tersebut sebagai penanda identitas manusia yang beradab.
Perkembangan Budaya Telinga Panjang
Hampir punahnya tradisi ini di karenakan banyak yang berpikir bahwa ini merupakan hal yang aneh ketika di terapkan di dunia yang telah serba modern. Tradisi ini seperti fashion, dan ketika fashion ini di bawa ke daerah perkotaan , maka yang ada hanya olok-olok dari kebanyakaan orang , terlebih jika mereka adalah generasi muda yang telah mengerti mode dan tren. Oleh sebab itu , banyak generasi muda sangat enggan untuk memanjangkan telinga mereka.

Keunikan dan manfaat bagi kaum hawa suku dayak memanjangkan telinga 

Baca juga IKAN KECIL HARGA MILYARAN
1. Pertanda Wanita Bangsawan 

Pada awalnya, budaya telinga panjang tidak hanya dilakukan oleh wanita saja, tetepi pria juga memanjangkan telinganya. Dan hanya kaum bangsawan suku dayak yang boleh memanjangkan telinga. Telinga panjang ini juga menunjukkan status kaum bangsawan dan juga untuk membedakan dengan perempuan budak. Tak hanya itu saja, telinga panjang ini juga menunjukkan umur pemakainya, karena tiap satu tahun jumlah anting-antingnya bertambah satu.

Telinga panjang juga berguna untuk melatih kesabaran. Bayangkan saja berat anting-anting yang tiap tahun bertambah satu demi satu. Selain itu, wanita yang memanjangkan telinganya dianggap cantik. Jadi kalo semakin panjang telinganya semakin cantik (semakin panjang hidungnya semakin banyak bohong donk hehehe.)

2. Mendatangkan Rezeki
Bagi wanita yang memanjangkan telinganya pasti bisa mendapatkan uang. Loh? Kenapa begitu? Karena para wisatawan menganggap hal ini unik sehingga kan mengabadikannya. Terutama yang terletak di desa budaya. Tetapi untuk mengambil fotonya bukan perkara mudah, kita diharuskan membayar uang untuk sebuah foto bersama wanita yang bertelinga panjang. Sehingga para wanita yang bertelinga panjang bisa dengan mudah mendapatkan uang. Bayangkan jika ada 5 orang pengunjung yang minta berfoto, minimal sudah mengantongi 125 rb. Kalo ada 20 orang brarti sudah 500rb dalam sehari.

3. Mulai Punah dan Dianggap Ketinggalan Zaman
Saat ini hanya beberapa wanita saja yang masih mempertahankan, hanya wanita yang tua yang masih mempertahankan karena malu dan dianggap ketinggalan zaman. Walaupun tidak pasti mulai kapan budaya ini mulai punah. Diperkirakan mulai punah sejak konfrontrasi antara Indonesia dan Malaysia di perbatasan Kalimantan.