Menurut penelitian yang dilakukan tiga orang mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tanjung Pura, yakni Kesita Adelina, Evi Wardenaar, dan Lolyta Sisillia dengan judul "Kajian Etnobotani dan Fisiko Kimia Kulit Kayu Laban (Vitex Pubuscens Vahl)", tanaman ini mengandung senyawa Flavonoid yakni salah satu jenis antioksidan bekerja menangkal radikal bebas dalam tubuh.
Di kalangan masyarakat Dayak Pangkodan, tepatnya di daerah Sanggau secara khusus memanfaatkan kulit kayu laban sebagai minuman teh.
Sementara, penelitian yang dilakukan di Aceh mengungkapkan, tanaman laban dapat digunakan sebagai obat tradisional. Baik itu bagian akar, buah, biji, kulit batang, maupun daun.
Daunnya dapat digunakan sebagai obat demam, patah selera (hilang nafsu makan), dan luka. Kulit batang dilaporkan dapat menyembuhkan sakit perut, luka dan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna. Sedangkan akar digunakan sebagai obat sakit perut.
Penelitan yang dilakukan Mastura, Tonel Barus, Lamek Marpaung dan Partomoan Simanjuntak dengan judul "Senyawa Fenolik dari Daun Halban Sebagai Antioksidan" diungkapkan bahwa tanaman laban mengandung senyawa metabolit sekunder fenolik, flavonoid, saponin dan triterpenoid yang cukup tinggi.
Tanaman ini juga dilaporkan mengandung formulasi herbal seperti antiimflamasi, anti arthritis, anti analgesic dan perlindungan hati.
SUMBER : https://www.askara.co/