Kaghati adalah layangan kuno
Layang-layang pertama kali ditemukan di china . layang layang pertama kali terbuat dari daun, anyaman daun yang dapat menopang angin, sehingga layangan dapat terbang, layangan kuno atau tua ditemukan di china kira -kira tahun 1997 , layangan tersebut diperkirakan 2.800 tahun yang lalu.layangan china ini terbuat dari daun, sutra dan bambu emas sebagai rangkaiannya.Namun, di tahun 1997, seorang pecinta sekaligus ahli layang-layang berkebangsaan Jerman menyatakan bahwa Kaghati adalah layang-layang pertama di dunia. 
Lermbaran Daun
Kaghati adalah sebuah layang-layang 
tradisional masyarakat Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Kaghati tergolong 
layang-layang unik, karena bahan utamanya adalah daun kering yang 
dirangkai dengan kulit bambu.
Bahan-bahan alami yang dipakai untuk 
membuat layang-layang Kaghati relatif mudah didapat di wilayah Muna, 
antara lain daun kolope atau ubi hutan sebagai bahan utama (layar), 
kulit bambu sebagai rangka, serat nanas hutan yang sudah dipintal 
sebagai tali (layang-layang sekarang memakai senar). Ukuran 
layang-layang ini bervariatif, tergantung selera pembuatnya. Rata-rata 
Kaghati berukuran hampir setinggi orang dewasa.
Maskipun dibuat dari bahan-bahan yang 
alami, Layang-layang Kaghati merupakan layang-layang yang kokoh. Kaghati
 mampu terbang tinggi dan bertahan di udara selama berhari-hari. 
Layarnya yang terbuat dari daun kolope, di olah sedemikian rupa sehingga
 menjadi ulet dan tahan air. Tentu saja pengolahan ini menggunakan cara 
yang tradisional dan alami pula. Anda bisa menyaksikan pembuatan 
layang-layang tradisional ini di desa-desa yang ada di Kabupaten Muna, 
Sulawesi Tenggara. Misalnya di desa Mabolu, Kecamatan Lohia.
Selain itu, di kedua sisi Kaghati terdapat bagian yang dinamakan kamumu.
 Bagian ini menyerupai pita, yang dibuat dari daun nyiur atau kulit ari 
pohon waru. Kamumu ini akan membuat Kaghati bersuara ketika melayang di 
udara. Kamumu dibuat sesuai selera sang pemilik. Jadi ketika di malam 
hari, pemilik Kaghati dapat mengenali Kaghatinya dari suaranya.





