Bila Cinta Tak Sampai
Allah menciptakan keselarasan dan 
keserasian antara satu pribadi dengan pribadi lain yang perangainya 
serupa. Ia pun menciptakan rasa ketertarikan antara siapa saja yang 
tabiatnya sesuai. Sedangkan tumbuhnya rasa cinta disebabkan oleh 
kekosongan hati akan cinta itu sendiri. Kekosongan cinta itulah yang 
membuka ruang-ruang untuk bersemayamnya sebuah cinta baru. Hati yang 
kosong akan cinta dan kasih kepada Allah, akan dihinggapi oleh rasa 
cinta dan kasih kepada selain-Nya. Sedangkan pupuk yang dapat 
menyuburkan pohon-pohon cinta adalah: anggapan baik terhadap pribadi 
yang dicintai dan keinginan kuat untuk mendapatkannya. Jika salah satu 
atau kedua unsur tersebut hilang, maka cinta itu tak akan bisa tumbuh 
sempurna.
Penyebab Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
Ada beberapa hal yang menyebabkan cinta 
tak datang dari kedua belah pihak atau bahkan hilangnya cinta yang 
pernah tumbuh di hati, antara lain:
- Cacatnya cinta dari salah satu atau kedua belah pihak. Cinta yang cacat ini dapat disebabkan karena cinta sesaat, bukan cinta sejati.
 - Ada penghalang dari pihak yang mencintai sehingga cintanya tidak sampai pada sasaran. Penghalang ini dapat berupa faktor fisik, faktor karakter, cara hidup, perbuatan, sosok dan sejenisnya.
 - Ada penghalang pada diri yang dicintai yang membuat tak dapat membalas cinta dari orang yang mencintai.
 
Mengobati Sakit Hati
Jika penghalang-penghalang 
di atas tidak ada dan cinta uang tumbuh adalah cinta sejati, bukan cinta yang cacat, maka cinta akan datang dari kedua belah pihak. Sebaliknya, jika muncul salah satu atau ketiga macam penyebab tersebut di atas, maka cintanya tak akan bersambut. Untuk mengobati keadaan hati yang seperti itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Tahap pertama yaitu menghadirkan rasa putus asa akan dibalasnya cinta tersebut. Dengan rasa putus asa ini, maka hati akan nyaman dan tidak terus-menerus berambisi mendapat buruannya tersebut.
di atas tidak ada dan cinta uang tumbuh adalah cinta sejati, bukan cinta yang cacat, maka cinta akan datang dari kedua belah pihak. Sebaliknya, jika muncul salah satu atau ketiga macam penyebab tersebut di atas, maka cintanya tak akan bersambut. Untuk mengobati keadaan hati yang seperti itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Tahap pertama yaitu menghadirkan rasa putus asa akan dibalasnya cinta tersebut. Dengan rasa putus asa ini, maka hati akan nyaman dan tidak terus-menerus berambisi mendapat buruannya tersebut.
Bila kondisi keputusasaan
tersebut tidak mampu menahan gejolak hati, maka dapat ditanggulangi dengan menamnamkan kesadaran bahwa ketergantungan pada sesuatu yang tidak mungkin dicapai adalah sebuah kegilaan. Sikap-sikap pengharapan yang berlebihan ini hanya dilakukan oleh orang-orang gila. Bila hati terus bergejolak karena tidak memperoleh kekasih dengan cara yang disyariatkan dan sesuai dengan kemampuan, maka berusahalah berprasangkan baik kepada Allah dengan menempatkan diri sebagai orang yang berudzur. Munculkanlah kesan bahwa apa yang dicari sejatinya tidak pernah ada atau mustahil didapat.
Jika nafsu
masih tetap tidak mau menerima keadaan ini, maka cobalah sekuat tenaga untuk meninggalkan angan-nagan tersebut karena dua hal: Takut kepada Allah atau keyakinan bahwa hilangnya apa yang dicari adalah lebih baik, lebih berguna, dan lebih berfaidah, bahkan dapat menuntunnya menemukan cinta yang lebih besar dan lebih menggembirakan, cinta sejati. Bisa jadi dengan terus mengejar sasrannya itu hanya akan menjerumuskannya ke dalam dua musibah sekaligus: hilangnya sesuatu yang lebih besar dari kekasihnya tersebut dan terjadinya kesusahan yang lebih parah daripada hilangnya sang kekasih hati.
Andaikata usaha-usaha di atas belum dapat
 mengusir cinta itu dari hati, maka cobalah berfikir tentang keburukan 
yang akan ditimbulkan dari tindakan yang menurutkan syahwat. Betapa 
banyak kemaslahatan yang akan hilang karenanya. Sebab, menuruti syahwat 
akan menghalangi seseorang menggunakan kecerdasannya.
Kalau hati masih saja belum dapat 
disembuhkan, maka teruslah mengingat-ingat keburukan dari sang kekasih 
hati dan segala hal yang dapat membuat benci sang kekasih hati. Alihkan 
dari sekadar pandangan luar (fisik) ke dalam perilaku buruknya. 
Menyeberanglah dari kecantikan lahiriah menuju kebusukan hati dan 
jiwanya.
Bila tetap tidak tersembuhkan, maka pasrah dan berdoalah kepada Allah, memohon keselamatan kepada-Nya.
Namun, hendaknya seseorang yang cintanya 
bertepuk sebelah tangan tidak mudah menyebut kekasihnya dan mencelanya 
di hadapan orang banyak. Jika itu dilakukan, maka ia telah berbuat zalim
 dan melampaui batas.



